Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Alasan Terbesar Dibalik Kesuksesan 'Marvel Cinematic Universe'?

Disclaimer: analisis ini menggunakan studi kasus yang merujuk perbandingan pada karakter DC Comics. Tidak dimaksudkan untuk mencemarkan/menjelekkan terhadap suatu orang dan/atau golongan. Materi dari tulisan ini bersifat tendensius dan oleh karenanya pembaca disarankan untuk menggunakan kebijaksanaannya sebagaimana sesuai.

"MCU sukses karena Disney", "MCU sukses karena produktif bikin film", "MCU sukses karena filmnya sasarannya pas ke semua orang", "MCU sukses karena pihak studio nggak ikut campur kayak sebelah dan punya seorang visioner macam Kevin Feige", "MCU sukses karena mulai debutnya duluan dan berhasil menguasai pasar", dll. Oke, kalimat-kalimat diatas biasanya merupakan jawaban universal bagi yang menanyakan faktor kesuksesan MCU. But, we don't do that here. I mean ... Basi! Haha. Karena kalimat-kalimat diatas itu udah terlalu mainstream dan ada pemikiran lain yang ngeganjel di otak saya tentang kesuksesan MCU terlepas dari faktor-faktor diatas. Apakah itu?

MARVEL SUKSES KARENA KARAKTERNYA LEBIH MEMBUMI

Superhero Marvel lebih bisa diterima daripada superhero DC salah satu faktornya adalah karena mereka lebih membumi, relatable, mewakili sifat dan kelemahan manusia pada umumnya. Film yang bagus, apapun genrenya, adalah film yg membuat penonton mempersonifikasikan dirinya dengan karakter atau cerita dalam film. Contoh: Black Panther. Kenapa film tersebut menimbulkan hype di kelompok orang-orang Afrika di seluruh dunia hingga berhasil meraup 1 Milyar Dolar? Karena mereka melihat representasi diri mereka di dalam Black Panther. Apalagi Black Panther bawain topik perbudakan dan kolonialisasi terhadap orang Afrika.

Black Panther Jadi Superhero Pertama Dalam Sampul Majalah TimeRest in peace, King.

Itulah kekuatan Marvel yang tidak dimiliki DC, yang menyebabkan film-film DC kurang bisa menarik perhatian penonton. Ketika karakternya 'dewa', keaadaan ataupun penderitaan mereka juga berbeda dari penonton yang hanya manusia biasa. Ketika karakternya dewa, maka cuman ada dua hal yang bisa menyulitkan mereka: 'plot berbelit-belit' (seperti di film Superman Returns dimana Lex membangun pulau penuh kryptonite dan menjebak Superman untuk datang kesana; atau komputer super yang self-aware di Superman 3; atau manusia nuklir di Superman 4) dan sesama makhluk 'mindless one dimensional' berkekuatan dewa (Doomsday, Ares, Steppenwolf, Darkseid, General Zod, Faora-Ul, Enchantress, dll).

Contoh lain, Wonder Woman, itu film mengusung tema perang dunia yang identik dengan sejarah manusia. Tapi dibandingkan Captain America: The First Avengers yang mengusung tema yang sama, penggambaran perang dunia di The First Avengers lebih membumi: dimana diperlihatkan apa yang dilakuin Amerika untuk menarik dana (jualan surat hutang), latihan prajurit sebelum terjun ke medan perang, prajurit tertangkap musuh, dll. Hal ini semakin kelihatan di ending-nya. Dimana Diana tiba-tiba jadi 'Super Saiya Wonder Woman' karena marah akibat Steve Trevor mengorbankan diri. Sedangkan Captain America harus bersusah payah sebelum akhirnya mengalahkan Red Skull.

"TAPI KAN TAPI .. WONDER WOMAN ITU DEMI-GOD. SEDANGKAN CAPTAIN AMERICA ITU MANUSIA BIASA YANG DISUNTIK SERUM. YA JELAS BEDA DONG!"

That's exactly the point. Mayoritas karakter DCEU adalah 'Gods amongst men' dan ini menyulitkan rumah produksi Warner Bros bikin film dengan cerita yang relatable terhadap penonton. Rata-rata impresi penonton ketika Wonder Woman menerjang peluru di adegan 'No Man's Land' ataupun Superman lawan teroris di awal BvS, adalah 'nggak tegang'. Karena penonton udah tahu nggak akan ada peluru yang bisa menembus badan mereka. Beda halnya ketika penonton menyaksikan film MCU, karena mereka masih manusia walau punya kelebihan tertentu, mereka bisa terluka parah ataupun ujug-ujug mati, seperti Quicksilver di Age of Ultron, Vision di Infinity War atau yang paling menyayat hati yakni Tony Stark di Endgame. Bahkan yang dewa sekalipun kayak Odin dan Thor dikisahkan masih bisa mati serta melemah karena tua.

"I am Iron Man"

Memang, beberapa karakter DC itu asal-usulnya menarik. Contohnya Batman, itu latar belakangnya dalam banget. Mana ada karakter yang origins-nya sekelas Batman? Itu sebabnya kenapa Batman merupakan tokoh favorit sejuta umat. Karena dia mewakili sifat manusia: Anak pewaris tahta milyarder di kotanya, dimana punya masa lalu suram (orang tua terbunuh didepan matanya saat dia belum beranjak baligh). Pengen step-up dengan caranya sendiri, 'menaklukkan ketakutannya' hingga menjadi karakter tangguh didukung jejak milyarder & rasa humanis tinggi. Superman juga sama: Alien nyasar, meski dari planet lain tapi rasa cintanya terhadap penduduk Bumi itu tinggi bahkan sampai rela berkorban. Konflik batinnya dalam sekaligus kental pada sisi humanis. Belum lagi konsep Messiah di film Man of Steel dan Batman v Superman, mana ada superhero yang penggambarannya bisa kayak alegori dan self-portrait Messiah?

'Christian Symbolism' dalam Batman v Superman: Dawn of Justice.

Tapi, ada tapinya nih, dibandingkan karakter Marvel yang terkenal dengan banyaknya superhero yang humanis, maka Marvel dibilang lebih sukses mengusung superhero yang 'down-to-earth' sehingga lebih mudah dicintai. Diluar karakter DC trinity dan The Flash (yep, The Flash termasuk), karakter DC kurang membumi: Hawkman, Shazam, Elongated Man, Martian Manhunter, apa relatable-nya bagi penonton? Beda lagi dengan Watchmen. Kenapa Watchmen jadi cult classic? Karena karakter didalamnya sangat relatable dan memiliki nilai kemanusiaan. Dr. Manhattan adalah korban eksperimen yang gagal. The Comedian adalah manusia yg memilih menjadi sinis sebagai 'cophing mechanism'. Ozymandias adalah orang berhati lurus yang terpaksa mengotori tangannya demi menyelamatkan umat manusia, dll. Namun yang menjadi titik kontras, Watchmen hanya ditujukan untuk golongan dewasa dengan memvisualisasikan 'kenyataan pahit' sehingga cita rasa realismenya lebih ke arah segmented dibanding MCU yang dapat dinikmati semua kalangan.

Satu-satunya film superhero yang paling kelam dan realistis?

MCU ADALAH RAJA WARALABA SINEMA!

Tidak dapat dipungkiri, MCU sudah mutlak mengantongi predikat waralaba film paling sukses sepanjang masa, dimulai dari 2007 hingga saat ini ditulis telah meraup lebih dari $22,5 miliar di box office dunia dan masih mengepakkan sayapnya lewat sejumlah film dan serial yang bakal dirilis berikutnya secara masif. Tampaknya hanya langit yang menjadi batas maksimal untuk waralaba ini karena mereka seakan mampu melihat ke masa depan dan/atau mungkin mereka dibantu oleh penglihatan sihir Doctor Strange, who's know?

Pada akhirnya, ada begitu banyak faktor yang mendulang suatu kesuksesan waralaba dan tak serta merta mengklasifikasikannya hanya dari bagian kecil saja, termasuk penjelasan disini. Diantara banyaknya kelebihan Marvel yang menjadi rahasia kesuksesan studio mereka, MCU juga tak luput dari sekian kekurangan yang perlu dibenahi. Meski demikian, MCU tetap menjadi nafas segar dalam dunia per-superhero-an dengan berhasil memberi kejutan atas karya-karyanya disamping berbagai selipan teori yang betahan untuk didiskusikan beberapa tahun kedepan membuat para penggemar di seluruh dunia terpana dan antusias menanti.

Jadi, apa momen favoritmu di MCU yang paling membekas sepanjang perjalanan franchise ini? Apa kalian juga melihat ada faktor lain terkait kesuksesannya? Mari diskusikan! 

Edo Ricky
Edo Ricky Tergila-gila dengan film sejak mulai bisa berfikir.

Post a Comment for "Apa Alasan Terbesar Dibalik Kesuksesan 'Marvel Cinematic Universe'?"